http://www.cashforvisits.com/index.php?refcode=44136
Diposting oleh
Unknown
komentar (0)
BAB
I
PENDAHULUAN
11.1 Latar belakang
Di Indonesia diperkirakan 18% dari
total penduduk Indonesia menderita kelainan lemak darah. Dari jumlah itu 80%
pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung dan 505 meninggal tidak
menampakkan gejala sebelumnya.
Kolesterol sebenarnya sangat diperlukan
dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Misalnya sebagai bahan pembentuk
dinding sel, memnuat asam empedu untuk mengemulsikan lemak, serta
berperan sebagai bahan pembuat hormon-hormon seks dan kortikosteroid atau hormon
yang dapat mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot, serta
kekebalan tubuh. Namun, kadar kolesterol yang berlebihan didalam darah akan
menyebabkan tumpukan plak yang dapat menghambat aliran darah arteri pembuluh
darah sehingga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
11.2 Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan lipoprotein?
2. Apa
yang dimaksud dengan dislipidemia?
3. Bagaimana
metabolisme lipoprotein?
4. Bagaimana
gambaran laboratorium pemeriksaan penyakit dislipidemia?
5. Bagaimana
proses metabolisme transport lipid?
11.3 Tujuan
penulisan
Mengetahui mengenai metabolisme
lipid di dalam tubuh manusia beserta kelainan dari metabolisme transport lipid
yaitu dislipidemia terutama hiperkolesterolemia.
11.4 Manfaat
penulisan
Agar pembaca dapat memahami tentang
kasus penyakit dislipidemia terutama hiperkolesterolemia beserta cara
pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan.
BAB
II
ISI
ISI
2.1
Lipoprotein
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang
disintesis dari hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan
dan organ untuk disimpan. Oleh karena lipid tidak larut di dalam air maka pengangkutan
lipid dalam plasma darah yang berbahan dasar air dilakukan dengan menggabungkan
lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik
(fosfolipid dan kolesterol), serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang
bercampur dengan air.
Kelompok utama lipoprotein:
a.
Kilomikron.
Berasal
dari penyerapan triasilgliserol di usus.
b.
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) atau pra beta
lipoprotein.
Berasal
dari hati untuk ekspor triasilgliserol.
c.
LDL (Low Density Lipoprotein) atau beta
lipoprotein.
d.
HDL (High Density Lipoprotein).
2.2
Pengertian dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida serta
penurunan kolesterol HDL di dalam darah. (Yustiana,2012).
Kelainan ini
dapat terjadi secara
primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder akibat penyakit lain (hiperlipidemia sekunder). (Anonim 2010).
Dislipidemia merupakan faktor utama penyebab penyakit
arteriosklerosis dan jantung koroner. Kelainan metabolisme lipoprotein
menyebabkan hiperlipoproteinemia yang dibagi menjadi:
a.
Hipertriasilgliserol.
Merupakan kelainan yang disebabkan oleh defisiensi dari
insulin yang menyebabkan
mobilisasi free tatty acid(FFA) secara berlebihan
diikuti dengan rendahnya pemanfaatan
kilomikron dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) dan sering terjadi
pada kasus diabetes melitus.
b.
Hiperkolesterolemia.
Merupakan kondisi patologis dari transport lipid terutama
yang disebabkan oleh kelainan
bawaan.
c.
Kombinasi antara
hipertriasilgliserol dan hiperkolesterolemia.
2.3
Metabolisme Lipoprotein
Jalur metabolisme lipoprotein terbagi dalam:
a.
Jalur
Metabolisme Eksogen
Makanan
yang mengandung lemak terdiri
atas trigliserida dan
kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan,
dalam
usus juga terdapat
kolesterol dari hati yang diekstresi bersama empedu
ke usus halus.
Baik lemak di usus halus
yang berasal dari
makanan maupun yang berasal dari hati disebut
lemak eksogen. Trigliserida
dan kolesterol dalam
usus halus akan
diserap ke dalam mukosa
usus halus. Trigliserida akan diserap
sebagai asam lemak bebas
sedang kolesterol sebagai
kolesterol. Di dalam usus halus asam
lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserida, sedang
kolesterol akan mengalami
esterifikasi menjadi
kolesterol ester dan keduanya
bersama dengan fosfolipid
dan apoloprotein akan
membentuk lipoprotein yang dikenal
dengan kilomikron.
Kilomikron
ini akan masuk
ke saluran limfe dan akan masuk ke
dalam aliran darah.
Trigliserida dalam
kilomikron akan mengalami hidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi
asam lemak bebas
free
tatty acid (FFA) non-esterified fatty acid (NEFA). Asam
lemak bebas dapat
disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak
(adiposa), tetapi bila
terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian
akan diambil oleh
hati menjadi bahan
untuk pembentukan trigliseridhati.
Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian
besar trigliserid akan
menjadi kilomikron remnant yang mengandung
kolesterol ester danakan dibawa ke hati. (Anonim 2010).
b.
JalurMetabolisme
Endogen
Trigliserid
dan kolesterol yang disintesis di hate disekresi ke dalam sirkulasi
sebagai lipoprotein B100.
Dalam sirkulasi, trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), adanya VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis
dan berubah menjadi
LDL. Sebagian dari VLDL,
IDL dan LDL akan mengangkut
kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak
mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke
hati dan jaringan
steroidogenik lainnya, seperti : kelenjar adreal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
reseptor seavebger A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi
sel busa (foam cell).
Makin banyak
kadar kolesterol LDL
dalam plasma makin banyak
yang akan mengalami
oksidasi dan ditangkap oleh
sel makrofag. Jumlah kolesterol
yang akan teroksidasi
tergantung dari kadar kolesterol
yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti:
·
Meningkatnya
jumlah LDL sepertipadasindrom metabolic dan diabetes
militus.
·
Kadar kolesterol
HDL, makintinggikadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Anonim 2010).
c.
Jalur Reverse
Cholesterol Transport
HDL
dilepaskan sebagai partikel kecil miskin
kolesterol yang mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan
disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari
usus
halus dan hati,
mempunyai bentuk
gepeng dan mengandung
apoliprotein A1. HDL nascent akan
mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol
yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag. HDL
nascent berubah menjadi HDL
dewasa yang berbentuk bulat.
Agar dapat diambil
oleh HDL nascent ,kolesterol (kolesterolbebas) di
bagian dalam dari
mikrofag harus dibawa ke
permukaan membran sel makrofagolehsuatu transporter yang disebut
adenosine triphosphate -
binding
cassette transporter-1
atau
disingkat ABC-1.
Setelah
mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag,
kolesterolbebas akan diesterfikasi menjadi
kolesterol ester enzim lecithin choles-trol
acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa
oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama
ialah ke hati
dan ditangkap oleh
scavenger receptor class B type 1
dikenal dengan SR-B1.
Jalur ke dua
dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol
ester transfer protein (CETP). Dengan demikian
fungsi HDL sebagai “penyiap” kolesterol
dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu
langsung ke hati dan
jalur tidak langsung
melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Anonim 2010).
2.4
Gambaran Laboratorium.
Untuk
menilai apakah kadar kolesterol
seseorang tinggi atau rendah,
semuanya
harus mengacu pada
pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan di
seluruh dunia yaitu pedoman
dari NCEP ATP III (National
cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III), yang antara lain
menetapkan bahwa :
1 Total Kolesterol :
Nilai
Normal < 200 mg/dl
Perbatasan
tinggi 200 – 239 mg/dl
Tinggi > 240 mg/dll
2 LDL Kolesterol :
Optimal
< 100 mg/dl
Mendekati
optimal 100 – 129 mg/dl
Perbatasan
tinggi 130 – 159 mg/dl
Tinggi 160 – 189 mg/dl
Sangat
tinggi > 190
mg/dl
3 HDL Kolesterol :
Rendah < 40 mg/dl
Tinggi 60 mg/dl
4 Trigliserida
Normal < 150 mg/dl
Perbatasan
tinggi 150 -199 mg/dl
Tinggi
200 – 499 mg/dl
Sangat
tinggi > 499
mg/dl
Pada pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting
dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa yaitu kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid (Bahri 2004).
a. Persiapan
Sebaiknya
pasien dalam
keadaan metabolik yang stabil, tidak ada perubahan berat
badan, pola makan, kebiasaan merokok, olahraga, minum kopi/alcohol
dalam 2 minggu terakhir sebelum dilakukan pemeriksaan, tidak ada sakit berat
atau operasi dalam 2
bulan
terakhir (Bahri 2004).
Tidak
mendapat obat yang mempengaruhikadar lipid dalam 2 minggu
terakhir. Bila hal tersebut tidak
memungkinkan, pemeriksaantetap
dilakukan tetapi, dengan disertai catatan (Bahri 2004).
b. Pengambilan bahan pemeriksaan
Pengambilan
bahan dilakukan setelah
puasa makanan 12-16 jam. Sebelum bahan
diambil pasien duduk selama 5 menit. Pengambilan
bahan dilakukan dengan
melakukan bendungan vena seminimal mungkin. Bahan yang diambil adalah serum (Bahri 2004).
c. Analis
Analis
kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan metode ensimatik.
Analis
kolesterol HDL dan Kol-LDL dilakukandengan metode presipitasi dan
ensimatik. Kadar kolesterol LDL sebaiknya
diukur secara langsung,
atau
dapat juga dihitung
menggunakan rumusFriedewaid kalau kadar trigliserida<
400 mg/d, sebagai berikut
(Bahri 2004) : Kadar kolesterol LDL = Kolesterol Total – kolesterol HDL – 1/5 trigliserid.
2.5
Metabolisme transport
Lipid.
HDL disintesis dan diskekresikan dari hati dan usus. Apo
C dan apo E disintesis dari hati dan dipindahkan dari HDL hati menuju ke HDL
usus ketika memasuki plasma. Fungsi utama HDL adalah sebagai tempat penyimpanan
apo C dan apo E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. HDL
nascent terdiri dari lapis ganda fosfolipid diskoid yang mengandung apo A dan
kolesterol bebas. Enzim LCAT (Lesitin:kolesterol asiltransferase) dan aktivator
LCAT apo A-I berikatan dengan partikel diskoid dan fosfolipid menyebabkan
kolesterol bebas diubah menjadi ester kolesteril. Class B scavenger receptor B1 (SR-B1=reseptor pembersih kelas B1),reseptor
ini mengikat HDL melalui apo A-I dan ester kolesteril disalurkan ke sel.
Reseptor ini juga memerantarai penerimaan kolesterol dari sel menuju ke hati
untuk diekskresikan lewat empedu.
HDL diskoin melalui kerja LCAT akan menghasilkan HDL3
menerima kolesterol dari jaringan melalui SR-B1, kemudian kolesterol
dieksterifikasi oleh LCAT dan membentuk HDL2. HDL3 kemudian
terbentuk lagi baik melalui hidrolisis triasilgliserol dan fosfolipid HDL2
oleh enzim lipase maupun setelah penyaluran ester kolesteril ke hati melalui
SR-B1.
Apo A-1 dihasilkan dan membentuk pra β HDL. Kelebihan dari Apo A-1 dihancurkan di ginjal. ATP-binding cassette transporter A1
(ABCA1) memindahkan kolesterol dari sel ke partikel yang kurang memiliki lipid
seperti pra β HDL yang kemudian diubah menjadi HDL3
melalui HDL diskoid.
2.1
KASUS
Wiliam Hartman secara cermat diikuti
oleh dokternya setelah selamat dari serangan jantung. Sebelum dipulangkan dari
rumah sakit, setelah puasa 14 jam, kadar triasilgliserol serumnya adalan 149
mg/dL, kadar kolesterol HDL 32 mg/dl. Kadar kolesterol total serumnya meningkat
yaitu 420 mg/dl. Dari nilai ini, kadar kolesterol LDL dihitung adalah 356 mg/dl.
Kedua adik laki-laki Tuan Hartman memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi
dan keduanya pernah mengalami serangan jantung pada usia pertengahan 40.
Diketahui
:
·
Kadar triasilgliserol
serumnya adalan 149 mg/dl (normal).
·
Kadar kolesterol HDL 32
mg/dl (normal).
·
Kadar kolesterol total
serumnya meningkat yaitu 420 mg/dl (abnormal).
·
Kadar kolesterol LDL
dihitung adalah 356 mg/dl. (abnormal)
Dari keterangan ini ditegakan
diagnosis bahwa penyakit ini tergolong dalam dislipidemia dimana terjadi
peningkatan kolesterol total serum dan peningkatan kolesterol LDL yang sering
disebut hiperkolesterolemia. Lebih dispesifikan lagi, tergolong dalam
hiperkolesterolimeia familial tipe IIA yang disebabkan oleh defek genetik pada
gen yang mengkode reseptor LDL.Akibat defek kolesterol ini, LDL tidak mudah
diserap oleh sel dan konsentrasinya dalam darah meningkat. Partikel LDL
memiliki presentase kolesterol dan ester kolesterol yang tinggi, lebih dari
lipoprotein darah lainnya. Namun kadar triasilgliserol LDL rendah karena LDL
dibentuk melalui digesti triasilgliserol pada VLDL dan IDL. Dengan demikian
pengidap hiperpoliproteinemia tipe IIA memiliki kadar kolesterol yang sangat
tinggi tetapi kadar triasilgliserolnya mungkin berada dalam atau dekat dengan
rentang normal.
Selain terapi diet untuk menurunkan
kadar kolesterol darahnya William Hartman diberi pravastatin, suatu inhibitor
HMG-KoA reduktase menurunkan kecepatan pembentukan sintesis kolesterol di dalam
sel. Sewaktu kadar kolesterol intrasel berkurang, sintesis reseptor LDL
meningkat. Sewaktu jumlah reseptor meningkat di permukaan sel, penyerapan LDL
meningkat. Akibatnya kadar kolesterol LDL dalam darah berkurang.
Pemeriksaan yang dilakukan :
Metode enzimatis kolorimetri
(GPO-PAP), sebelum dilakukan pemeriksaan biasanya penderita disuruh berpuasa 10
sampai 12 jam sebelumnya. Dengan metode ini trigliserida akan dihidrolisa
secara enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. Dengan lipase khusus akan
membentuk kompleks warna yang dapat diukur kadarnya menggunakan spektrofotometer
(Wirawan, 2002).
Kolesterol serum darah secara normal
berkisar dari 100 – 250 mg/100 ml. Rata-rata jumlah kolesterol dalam serum
darah adalah 200 mg/100 ml, pada usia 25 tahun yang lebih lanjut meningkat
secara perlahan dengan meningkatnya usia sampai usia 40 – 50 tahun.Wanita
umumnya menunjukkan kadar kolesterol yang lebih rendah dari pada pria sampai
dicapai saat menopause.Penentuan kolesterol total dapat dilakukan dengan alat
spektronik-20 atau alat spektrofotometer lain yang lebih canggih (mis: Shimadzu
UV-Vis Recording Spectrophotometer UV-160) (Wirawan, 2002).
Kolesterol dapat dideteksi dan
ditentukan kuantitasnya dengan menggunakan beberapa metode diantaranya dengan
Gas Chromatografi serta Spektrofotometer UV. Metode Gas Chromatography memiliki
sensitifitas dan keakuratan yang tinggi, namun metode ini kurang efisien,
sedangkan analisis dengan Spektrofotometer UV memiliki tahapan yang lebih
sederhana. Analisis dengan Gas chromatografi lebih mahal sehingga apabila
digunakan untuk analisis di Rumah Sakit, menjadi kurang efisien karena akan
memperbesar biaya pengobatan pasien. Analisis dengan Spektrofotometer UV
menggunakan prinsip Kolorimetrik yang menghasilkan serapan yang dapat diukur
dengan menggunakan Spektrofotometer sehingga memiliki sensitifitas yang tinggi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada analisis ini dipakai metode
Enzimatik kolorimetrik untuk mengukur kadar kolesterol total, HDL dan LDL.
Untuk pemeriksaan lemak agar mendapatkan hasil
terbaik perlu diperhatikan lima faktor yang mempengaruhi yaitu sikap pada waktu
pengambilan contoh darah, pembendungan vena, penampungan darah langsung kedalam
tabung vakum, antikoagulan, otooksidasi dan pencemaran dengan kuman-kuman serta
perubahan yang terjadi selama metabolisme lemak
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
kasus Wiliam Hartman dapat diketahui bahwa penderita menderita penyakit
dislipidemia pada bagian hiperkolesterolemia. Untuk menilai
apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada
pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari
NCEP ATP III (National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment
III).
Pada pemeriksaan laboratorium memegang
peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa yaitu kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri
T. 2004. Dislipidemia sebagai faktor
resiko penyakit jantungkoroner.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf
Anonim.
2010. Dislipidemia.http://www.iapw.info/home/index.php?option=com.content&view=article&id=74:dislipidemia&catid=27:kesehatan&Itemid=45.
Poedjiadji,Anna.1994.Dasar-Dasar Biokima.Jakarta:UI Press
Dawn,
Allan,Collen.2000.Biokimia Kedokteran
Dasar.Jakarta:EGC
Sacher,Ronald
A,Richard.2002.Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta:EGC